Kamis, 09 Juni 2016

Sistem Informasi PLN area Magelang



MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

  
Disusun Oleh :
Gitty Widyawati Savitri         1410201100
Aidah Nurhidayah                  1410201104
Anisa Munnawaroh               1410201115
Desy Wulandari                      1410201134
Imelda Nurprikhantika         1410201119

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2016


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan Listrik Negara atau biasa disebut dengan PLN adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang kelistrikan. Perusahaan ini merupakan salah satunya perusahaan listrik milik pemerintah oleh sebab itu PT.PLN (Persero) mempunyai hak monopoli terhadadap penjualan listrik di Indnesia.
Dengan adanya hak monopoli tersebut, maka PT PLN (Persero) memiliki jumlah konsumen yang sangat banyak yang terdiri atas perumahan, gedung, perkantoran, gedung – gedung milik pemerintah serta industri. Begitu pula halnya dengan PT. PLN (Persero) Distribusi area Magelang.
Melihat pentingnya masalah tersebut, kami akan mencoba menguraikan sampai sejauh mana pengorganisasian yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero). Dimana dulunya menggunakan sistem GL Magic yang belum bisa dionlinekan dan juga pusat tidak bisa mengetahui laporan secara tepat waktu dan up-to-date, sedangkan sekarang PLN area Magelang sudah menggunakan sistem ERP (Enterprise Resources Planning) yaitu aplikasi yang bisa mengetahui bagaimana kondisi sumber daya yang ada di perusahaan PLN dan juga pusat bisa meninjaunya secara online. Dan sini kami akan membahas perbedaan sitem GL Magic dan sistem ERP di PLN area Magelang.




BAB II
PEMBAHASAN
PLN (Perusahaan listrik Negara) sebagai salah satu penyedia tenaga listrik di Indonesia tentu saja harus bisa melayani pelanggannya dengan baik. Dengan besarnya jumlah permintaan, tentu saja sistem informasi managemen yang canggih sangat di perlukan untuk bisa mengatur semua data yang ada, mulai dari data pengadaan material penunjang pembangkit tenaga listrik, administrasi, meteran listrik yang akan diberi yang akan diberi pada konsumen, hingga pencatatan dan pembebanan biaya atas pemakaian listrik oleh konsumen. Proses bisnis yang terjadi di kantor PLN sebelum menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) adalah GL Magic. Kelemahan dari sistem GL Magic yaitu sistem tersebut belum bisa terintegrasi dengan PT.PLN (persero) pusat, sehingga menyebabkan suitnya PLN Pusat mengetahui serta megontrol kondisi laporan keuangan di tiap masing-masing area wilayahnya secara online. Oleh karena itu, PLN Pusat melakukan penyeragaman sistem pada seluruh PLN Jawa dan Bali termasuk area Magelang. Tujuan dari penerapan sistem informasi yang baru adalah untuk standarisasi proses bisnis di seluruh unit bisnis dan diharapkan dapat membantu dalam kontribusi pada penyusunan laporan keuangan. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah seperangkat aplikasi bisnis terintegrasi, atau modul untuk digunakan secara luas dalam fungsi bisnis termasuk buku besar, hutang dagang, piutang dagang, perencanaan kebutuhan material, manajemen order, pengendalian persediaan, dan manajemen sumber daya manusia. Pada sistem ERP (Enterprise Resource Planning) memberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengolahan sumber daya perusahaan. Fungsi dari masing-masing area seperti area magelang memliki tugas untuk mendistribusikan listrik kepada konsumen, membangun jaringan distribusi, pelayanan langganan dengan sistem pembendaharaan serta melaporkan kegiatannya dengan membuat laporan realisasi dan pertanggungjawaban kepada PLN. Untuk mengintegrasikan proses bisnis agar lebih efisien dan efektivitas dibutuhkan suatu sistem yang dapat menyederhanakan proses bisnis pada PLN.
Perbandingan sebelum menggunakan ERP dan sesudah menggunakan ERP secara umum

Sistem Terdahulu
Sistem yang digunakan saat ini ERP
Keunggulan :
  1. Lebih mudah digunakan
Keunggulan :
  1. Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date.
  2. Akses informasi secara real time
  3. Standarisasi proses operasi ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
  4. Sistem lebih canggih
Kelemahan :
  1. Belum terintegrasi dengan PLN pusat (belum bisa dionlinekan)
  2. Kualitas sistem tidak secanggih sistem ERP
  3. Proses pertukaran dokumen masih manual dan dokumen yang digunakan masih hardcopy
Kelemahan :
  1. Sistem tidak fleksibel terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan
  2. Apabila terjadi kesalahan penginputan data, maka akan berakibat error sistem
  3. Sistem ERP lebih sulit digunakan
  4. Sistem ERP tidak bisa dibuka secara bersamaan

Kesimpulan
            PT PLN (Persero) di area Magelang telah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning). Dengan penetapan ERP (Enterprise Resource Planning) laporan terkoordinasi dengan baik dan sebelum melakukan penyerapan sistem di setiap area juga harus melakukan survey untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem yang lama dalam melakukan kerja pada area sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, Fitri, 2011. Analisis Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) Dampaknya Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten, Bandung : Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Wibisono, Setyawan, 2005, Enterprise Resourch Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi, Semarang : Fakultas Teknologi Informasi Universitas Stikubank.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar